NILAI DAN FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Media
Pembelajaran
Dosen Pengampu: Dr.H.Fatah
Syukur, M.Ag

Di susun oleh:
Khafidhoh Luthfiana (103111119)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
NILAI DAN FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
I.
PENDAHULUAN
Belajar, kata tersebut tak
asing lagi dikalangan umum yang memiliki konotasi, bahwa belajar merupakan
suatu proses yang dilakukan sebagai usaha untuk mengubah tingkah laku seseorang
meliputi perubahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), lebih condong
akan menghasilkan ketrampilan dan kemampuan dan lain-lain. Telah kita maklumi
bahwa dalam proses pembelajaran yang berlangsung baik itu di dalam atau diluar
kelas tidak selamanya dapat berlangsung dengan maksimal dalam hal ini yaitu
efektif dan efisien, untuk menunjang sebuah pembelajaran yang efektif dan
efisien maka dibutuhkan kesesuaian dan ketersediaan komponen-komponen yang akan
mendukung pencapaian tujuan sebuah pembelajaran tersebut seperti adanya
perencanaan pembelajaran, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, media
pembelajaran ataupun evaluasi pembelajaran.
Salah satu komponen penting
yang mempengaruhi tecapainya tujuan pembelajaran adalah media pembelajaran.
Tepatnya pemilihan media yang akan dilakukan maka akan memaksimalkan proses
penerimaan informasi yang disampaikan oleh seorang pendidik kepada peserta
didiknya, pembelajaran yang disampaikan pun akan lebih menarik. Dalam makalah
ini akan dijelaskan fungsi dan manfaat (nilai) praktis media pembelajaran.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A.
Apa Saja Fungsi
Media dalam Pembelajaran?
B.
Bagaimana Nilai
dan Manfaat Praktis Media dalam Pembelajaran?
III.
PEMBAHASAN
A.
Fungsi Media
Dalam Pembelajaran
Media sebagai alat bantu dalam
proses belajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Penggunaan
media sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran karena dapat mempermudah
pembelajaran seperti menyederhanakan kerumitan bahan yang akan disampaikan
misalnya pembelajaran mengenai bumi, tidak mungkin seorang guru bisa
menjelaskan bagaimana bumi, apa saja bagian-bagiannya kalau tidak dibantu
dengan media globe.
Seperti diungkapkan oleh Hamalik bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses pembelajaran
dapat mebangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa.[1]
Selain yang telah diungkapkan oleh Hamalik, media pembelajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) ialah
suatu proses yang kompleks, hal ini dikaitkan dengan efisiensi penerimaan dan
latar belakang kemampuannya, misalnya seorang siswa yang normal akan dengan
mudah memahami pengetahuan yang telah didapatkannya, semakin baik tanggapan
siswa terhadap suatu objek, orang, peristiwa atau hubungan maka akan semakin
baik pula hal tersebut dapat dimengerti dan diingat. Dengan adanya media
pembelajaran dalam pendidikan Islam maka diharapkan siswa yang belajar tidak
hanya sekedar meniru, mencontoh atau melakukan apa yang diberikan kepadanya
tetapi ia juga secara aktif berupaya untuk berbuat atas dasar keyakinannya.[2]
Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi
media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
1.
Fungsi
Atensi
Media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Pada awal
pelajaran seringkali siswa terlihat tidak tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan atau bisa juga disebabkan mata pelajaran itu merupakan salah
satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak
memperhatikan. Disini media berfungsi menarik dan mengarahkan
perhatian mereka sehingga mata pelajaran yang disampaikan bisa ditangkap dengan
baik. Seperti misalnya penggunaan overhead projector ( OHP), LCD, dan
lain-lain.
2. Fungsi
Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang
visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang
menyangkut masalah social atau ras.
3. Fungsi
Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari
temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau
pesan yang terkandung dalam gambar.
4.
Fungsi
Kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari
hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam
teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi
untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi
pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.[3]
Menurut M. Sumantri dan J. Permana secara umum
media berfungsi :
a.
Alat bantu
untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
b.
Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
c.
Mempertinggi
mutu belajar mengajar.
Selain fungsi-fungsi yang telah disebutkan
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi media pembelajaran adalah sebagai
berikut :
1)
Media pembelajaran memungkinkan siswa mengamati
benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi baik karena tempatnya jauh,
berbahaya, atau karena terlarang. Misalnya kehidupan harimau di hutan diamati
dengan melalui film atau rekaman radio.
2)
Dengan media
pembelajaran siswa menyaksikan benda atau perantara gambar, potret, slide,
siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang peristiwa atau benda-benda
bersejarah.
3)
Memungkinkan
untuk menjangkau audio ( pendengaran) yang jumlahnya besar seperti radio atau
televisi. Dengan Televisi atau radio pendidikan, ratusan siswa dapat mengikuti
kuliah yang disajikan oleh seorang dosen dalam waktu yang sama.
4)
Memungkinkan bagi siswa untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/masalah
yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan,
baik karena terlalu besar atau terlalu kecil.
5)
Dapat mengatasi sikap pasif siswa bila
digunakan dengan tepat dan bervariasi. Dalam hal ini media berfungsi untuk
menimbulkan/ meningkatkan semangat belajar, memungkinkan siswa berinteraksi
langsung dengan kenyataan dan lingkungan dan siswa dapat belajar
sendiri-sendiri melalui media sesuai dengan minat dan kemampuannya.
6)
Dapat memperlihatkan
secara cepat suatu proses yang berlangsung lama atau lambat seperti proses
perkembangan janin dalam rahim dapat ditunjukkan dalam beberapa menit melalui
slide/film.
7)
Memungkinkan
siswa mengamati langsung obyek yang terlalu komplek seperti mesin-mesin dengan
perantara model, diagram dan lain-lain. Juga konsep yang terlalu luas seperti
gunung berapi, gempa bumi, iklim dengan melalui film atau slide. [4]
Ada 2 fungsi/ peran pokok media
pembelajaran yaitu : pertama, fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching
Aids) berfungsi memberikan pengalaman yang konkrit kepada siswa misalnya belajar bahasa yang sebenarnya adalah
suatu usaha untuk menyetujui arti lambang-lambang tertentu. Bahasa pada
dasarnya bersifat abstrak, maka guru perlu menggunakan alat bantu berupa
gambar, model atau benda sebenarnya dalam menyajikan suatu pelajaran tertentu
dengan adanya hal ini siswa dapat memahami apa yang disampaikan guru inilah
fungsi utama media yaitu sebagai alat bantu agar dapat memperjelas (membua lebih konkret) apa yang
disampaikan oleh guru karena kalau tidak, penjelasan guru bersifat sangat
abstrak. Kedua, fungsi komunikasi yaitu sebagai sarana komunikasi dan
interaksi antara siswa dengan media.[5]
B.
Manfaat
Praktis Media dalam Pembelajaran
Selain mempunyai nilai dan fungsi
yang penting, media pembelajaran juga mempunyai manfaat praktis. Para ahli telah sepakat bahwa media pendidikan dapat mempertinggi proses belajar
siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil
belajar yang dicapainya. Secara umum manfaat pembelajaran mempunyai manfaat
sebagai berikut :
1.
Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan belaka).
2.
Mengatasi keterbatasan
ruang, waktu dan daya indra seperti 1). obyek yang terlalu besar bisa
dihentikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model. 2). Obyek
yang kecil dibantu dengan proyektor mikro. 3). Peristiwa alam seperti
terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu
lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan
teknik-teknik rekaman (video, film, slide atau simulasi komputer).
3.
Dengan
menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak-anak karena media dapat menimbulkan kegairahan belajar.
4.
Dapat
mengatasi kesulitan yang dialami guru karena perbedaan latar belakang dan
pengalaman siswa yang berbeda sedangkan kurikulum dan materi pendidikan yang
ditentukan kepada siswa itu sama.
Sudjana dan Rivai (1992)
mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa diantaranya
yaitu pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya ssehingga dapat
lebih dipahami, metode mengajar akan lebih bervariasi dan siswa lebih banyak
melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru.
Menurut Encyclopedia of
Educational Research, Hamalik merinci beberapa manfaat dari media pembelajaran
yaitu :
1.
Meletakkan
dasar-dasar yang konkret untuk berpikir oleh karena itu dapat mengurangi
verbalisme.
2.
Memperbesar
perhatian siswa.
3.
Meletakkan
dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat
pelajaran lebih mantap.
4.
Memberikan
pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan
siswa.
5.
Menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan kontinyu terutama melalui gambar hidup.
6.
Membantu
tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
7.
Memberikan
pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi
dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.[6]
Sedangkan Nilai-nilai praktis media
pembelajaran menurut Nana Sudjana (1991) adalah sebagai berikut :
a.
Menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
b.
Dengan media
dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir. Karena itu dapat
mengurangi verbalisme.
c.
Media dapat
meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah
mantap.
d.
Memberikan
pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada
setiap siswa. Pengalaman masing-masing individu yang beragam karena kehidupan
keluarga dan masyarakat sangat menentukan macam pengalaman yang mereka miliki.
Dalam hal ini media dapat mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut.[7]
e.
Memperbesar
minat dan perhatian siswa untuk belajar. Pemasangan gambar di papan
buletin,pemutaran film dan mendengarkan program audio dapat menimbulkan
rangsangan tertentu ke arah keinginan untuk belajar.
f.
Membantu tumbuhnya pemikiran dan memantau
berkembangnya kemampuan berbahasa.
g.
Memberikan
pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu
berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna.
h.
Bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh para
siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
i.
Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak
semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga apalagi bila guru mengajar
untuk setiap jam pelajaran.
j.
Siswa lebih
banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru
tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan
lain-lain.[8]
Kesimpulannya, media
pembelajaran sangat bermanfaat bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Selain
sebagai perantara dari guru kepada siswanya, media juga bisa membuat pengajaran
menjadi lebih bervariasi tidak hanya monoton guru saja melalui penuturan
kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak merasa bosan dan guru juga tidak
kehabisan tenaga apalagi jika mengajar banyak kelas untuk banyak jam pelajaran.
IV.
ANALISIS
Media merupakan komponen yang
sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, dalam hal ini media digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim (komunikator/guru/media) kepada penerima
(komunikan/siswa) guna merangsang pikiran, perasaan, perhatian ataupun kemauan
siswa sehingga nantinya akan mendorong terjadinya proses belajar. Media mengandung dan membawa pesan atau
informasi kepada penerimanya, pesan dan informasi yang dibawa oleh media bisa
berupa pesan sederhana dan bisa pula berupa media kompleks tetapi yang
terpenting adalah media dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan
kemampuan siswa sehingga siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses
pembelajaran.
Terdapat banyak sekali jenis
media yang digunakan dalam pembelajaran seperti media grafis, media audio, dan
media proyeksi diam yang kesemuanya itu mempunyai fungsi yang sama yaitu
membantu mempermudah seorang pendidik (guru) menyampaikan materi yang diajarkan
kepada anak didiknya. Dengan adanya media yang telah disebutkan maka metode
pengajaran akan lebih bervariasi, memudahkan guru dalam menyampaikan materi,
membuat siswa lebih kreatif karena tidak hanya mengandalkan guru tetapi juga
bisa mencari sendiri permasalahan yang berkaitan dengan materi yang telah
diajarkan misalnya dengan browsing ke internet.
Seorang guru harus pandai
memilih media yang nantinya akan digunakan untuk membantunya dalam menyampaikan
materi pelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan membuat hambatan
atau gangguan yang terjadi dapat dihindari.
Terdapat banyak sekali hambatan atau gangguan yang terjadi dalam proses
pembelajaran seperti verbalisme, kekacauan penafsiran atau salah tafsir, pusat
perhatian yang kurang ( bisa terjadi karena ada gangguan kesehatan atau
penyampaian bahan pelajaran yang membosankan), tidak ada tanggapan, keadaan
fisik yang mengganggu (bisa terjadi karena kurangnya ventilasi, pengaturan
tempat duduk yang kurang tepat atupun penggunaan media yang kurang tepat.[9]
Media pembelajaran memiliki
fungsi dan manfaat yang bermacam-macam seperti yang telah disebutkan diatas,
hal tersebut menunjukkan bahwa peranan media dalam mempermudah penyampaian
materi sangatlah penting. Hal ini dapat terlihat dari berhasilnya penyampaian
materi kepada siswa setelah dibantu dengan media, misalnya pada pembelajaran
sejarah kebudayaan Islam tentang perjuangan dakwah nabi Muhammad SAW melawan
kaum kafir, jika seorang guru menyampaikan materi hanya dengan mengandalkan
ceramah maka siswa akan merasa bosan tetapi jika dibantu dengan menggunakan media
film sejarah maka siswa akan merasa tertarik untuk melihatnya dibandingkan
dengan hanya mendegarkan cerita yang disampaikan oleh gurunya.
Berdasarkan atas beberapa
fungsi dan manfaat media pembelajaran yang dikemukakan dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang besar
terhadap alat-alat indra dan terhadap pemahaman isi pelajaran. secara logika
dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan media akan lebih menjamin terjadinya
pemahaman yang lebih baik pada siswa. siswa yang belajar lewat mendengarkan
saja akan berbeda tingkat pemahaman dan lamanya “ingatan” bertahan,
dibandingkan dengan siswa yang belajar lewat melihat atau sekaligus
mendengarkan dan melihat. Media pembelajaran juga
mampu membangkitkan dan membawa siswa ke dalam suasana rasa senang dan gembira,
di mana ada keterlibatan emosianal dan mental. Tentu hal ini berpengaruh
terhadap semangat mereka belajar dan kondisi pembelajaran yang lebih hidup,
yang nantinya bermuara kepada peningkatan pemahaman pebelajar terhadap materi
ajar.
V.
KESIMPULAN
Penggunaan media sangat
dibutuhkan dalam proses pembelajaran karena dapat mempermudah pembelajaran
seperti menyederhanakan kerumitan bahan yang akan disampaikan
Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi
media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
1. Fungsi
Atensi
2. Fungsi
Afektif
3. Fungsi
Kognitif
4. Fungsi
Kompensatoris
Ada 2 fungsi/ peran pokok media pebelajaran yaitu: pertama,
fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids) berfungsi memberikan
pengalaman yang konkrit kepada siswa, Kedua, fungsi komunikasi yaitu
sebagai sarana komunikasi dan interaksi antara siswa dengan media.
Secara Umum manfaat dari media
pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.
Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik.
b.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.
c.
Media dapat
menimbulkan kegairahan belajar.
d.
Dapat
mengatasi kesulitan yang dialami guru karena perbedaan latar belakang dan
pengalaman siswa yang berbeda sedangkan kurikulum dan materi pendidikan yang
ditentukan kepada siswa itu sama.
Ada banyak nilai-nilai praktis
media pembelajaran diantaranya Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan
berkesinambungan, Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa, Memperbesar minat dan perhatian
siswa untuk belajar, Memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara
lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih
sempurna, Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, dan lain-lain.
VI.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat
kami buat, semoga bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan pemakalah khususnya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karenanya, saran dan kritik yang
konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsyad, Azhar,
Media Pembelajaran, Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2003.
Asnawir dan
Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Pers, 2002.
Djamarah,
Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta :
Rineka Cipta, 2010.
Mufarrokah, Anissatul,
Strategi Belajar Mengajar, Yogyakarta : Teras, 2009.
Mukhtar, Desain
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV.Misaka Galiza, 2003.
Prawiradilaga,
Dewi Salma dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta :
Kencana, 2004.
[2] Mukhtar, Desain
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV.Misaka Galiza, 2003), Hlm. 117.
[5] Dewi Salma
Prawiradilaga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, ( Jakarta
: Kencana, 2004), Hlm. 6-7.
[8] Syaiful
Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2010), Hlm. 137-138.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar